Sebuah Catatan Bodoh Bijak
MAHASISWA “Agen Of Change”
Sudah sering kita mendengar ungkapan bahwa mahasiswa adalah “agen of change” atau agen perubahan.
Layaknya sebuah pena yang pernah kehabisan tinta terus menorehkan goresan kebenaran. Jiwa muda yang membara menjadi
modal utama menyuarakan rintihan dan tangisan rakyat kecil yang selalu
tertindas.Sikap kritis dan idealis menjadi ciri khas pergerakan mahasiswa dalam membawa perubahan, sesuatu
yang kemudian mengubah sejarah, memberi makna bagi zaman dan telah menggerakkan
dinamika negeri ini. Lengsernya Soekarno dan Soeharto menjadi bukti kongkrit
betapa hebatnya peran mahasiswa dalam membawa perubahan dan mengawal kebijakan pemerintah!
Namun itu adalah masa lalu, masa dimana mahasiswa benar-benar mampu memainkan perannya
sebagai agen perubahan. Dewasa ini sangat sulit melihat hasil kongkrit dari
pergerakan mahasiswa, aksi demonstrasi hampir selalu
hanya berakhir dengan baku hantam, media massa sepi dari tulisan para agen
perubahan. Sosok mahasiswa kritis dan idealis seperti Soe Hok Gie seakan hilang ditelan
ribuan mahasiswa
yang memilih menjadi aktor apatis
dan egois serta egosentris.Lain dulu lain sekarang. Kini,
ketika berbicara tentang mahasiswa yang terbayang adalah sosok individualis
dan self centered yang hanya memikirkan diri sendiri dan kepentingan pribadi
ataupun kelompoknya saja.Boro-boro menjadi aktor perubahan, sadar akan keadaan
sekitar pun tidak! Bisa dibilang, mahasiswa telah berubah wujud menjadi sosok
autis nan apolitis yang tidak peduli terhadap lingkungan sekitar.
Mahasiswa adalah
kaum terpelajar, kaum intelektual. Kaum yang bisa dibilang memiliki intelegensi
diatas rata-rata, sehingga dapat memberikan kontribusi positif demi peubahan
dan kemajuan di tengah masyarakat.Lagi-lagi sangat disayangkan, ilmu yang
mati-matian dikejar pun, bukan karena tuntunan keilmuannya, bukan pula untuk
diaplikasikan dalam kehidupan, tapi semata untuk mengejar-ngejar "nilai
dan karir", namun sesungguhnya dalam pencariannya mahasiswa sering tidak
sadar bahwa IPK 4.0 pekerjaan yang layak di hari kemudian Bukanlah Segalanya .
Sehingga apa yang terjadi? Ilmu hanyalah sebatas angin lalu karena tidak
diresapi esensi dari ilmu itu sendiri.Apakah jiwa kritis mereka telah lenyap tergantikan
jiwa baru yang berbunyi apatis? Atau memang peran mahasiswa z
aman sekarang hanya sekedar mengejar
IPK tinggi kemudian lulus mendapatkan pekerjaan yang layak sementara disekitar
mereka rakyat miskin masih menangis kelaparan? Jika memang seperti itu di mana
makna title “Mahasiswa” dalam diri mereka? Di mana
perbedaan istilah mahasiswa dengan siswa jika hanya itu peran yang dapat
dilakukan?
Sudah saatnya
mahasiswa untuk menyadari bahwa soliditas dalam menjalankan peran sebagai
pengontrol kekuasaan adalah syarat mutlak keberhasilan sebuah perjuangan
gerakan mahasiswa. Mahasiswa seyogyanya tidak tersekat dalam belenggu
primordialisme kelompok yang hanya akan berbuah fragmentasi dan pelemahan
gerakan mahasiswa. Alih-alih berhasil menjalankan peran sebagai agen perubahan
sosial, kondisi yang menyelimuti mahasiswa yang seperti demikian akan membawa
kepada perpecahan yang niscaya, yang pada gilirannya tak akan menjadi suatu
kekuatan penekan yang solid dalam menghadapi kekuasaan abusive yang dimiliki oleh penyelengara negara maupun kapital. Pada
gilirannya, gerakan mahasiswa,kalaupun masih ada, hanyalah sekedar sebuah
ritual yang tak banyak berarti bagi perubahan negeri, sekedar romantika nan
heroik untuk menunjukkan eksistensi sahaja. Tak kurang, tak lebih.
Karena itulah
sesungguhnya tugas mahasiswa,
tugas kita semua mahasiswa Indonesia
untuk meneriakan kebenaran dan membawa perubahan terhadap bangsa ini.
Tak usah kau
baca lagi tulisan di atas kertas
Tak usah lagi
kau dengar retorika kaum elit
Hanyalah tabir
dari semua pembodohan
Kau bukan lagi
anak kecil yang berhenti menangis untuk sebuah permen
Berhenti
menuntut ketika di tegur Dengan Bualan Basi orang
berdasi
Bersetubuhlah
dengan realitas
sedarah dengan kelas buruh,tani,kaum dimiskinkan,kaum pekerja
kerna ku yakin ukiran mereka salah
inilah gayaku inilah karyaku
yang tak bisa menyuburkan kebun kata
puisi jalanan anak kandung penindasan
Tak
suka kau dengan Tulisanku?
Lantas,mau
kau robek dan bakar ?
Ku
harap jangan,kerna tulisanku bukan sampah
Melainkan
panggilan,(mari diskusi,laksanakan!!!)